PerMen 04-1980 Ttg Syarat2 APAR
PERATURAN
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI No:PER.04/MEN/1980 TENTANG
SYARAT-SYARAT PEMASANGAN DAN PEMELIHARAN ALAT PEMADAM API RINGAN.
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI:
Menimbang :
a.
bahwa dalam rangka untuk mensiap-siagakan pemberantasan pada mula
terjadinya kebakaran, maka setiap alat pemadam api ringan harus memenuhi
syarat-syarat keselamatan kerja;
b.
bahwa untuk itu perlu dikeluarkan Peraturan Menteri yang mengatur
tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api
ringan tersebut.
Mengingat :
1. Pasal 2 dan pasal 4 Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2.
Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 158 Tahun 1972 Tentang Program
Operasionil, serentak, singkat, padat, untuk pencegahan dan
penanggulangan kebakaran.
M E M U T U S K A N
Menetapkan :
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi tentang Syarat-Syarat
Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.
BAB I
KETERANGAN UMUM
Pasal 1
(1)
Alat pemadam api ringan ialah alat yang ringan serta mudah dilayani
oleh satu orang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran.
(2) Menteri ialah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
(3)
Pegawai pengawas ialah pegawai teknis berkeahlian khusus dari luar
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang ditunjuk oleh Menteri.
(4)
Ahli keselamatan kerja ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang ditunjuk oleh Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk mengawasi ditaatinya peraturan ini.
(5) Pengurus ialah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung suatu tempat kerja atau bagian yang berdiri sendiri.
Pasal 2
(1) Kebakaran dapat digolongkan:
- b. Kebakaran bahan cair atau gas yang mudah terbakar (Golongan B);
- c. Kebakara
- a. Kebakaran bahan padat kecuali logam (Golongan A);
- n instalasi listrik bertegangan (Golongan C);
- d. Kebakaran logam (Golongan D).
(2) Jenis alat pemadam api ringan terdiri:
- a. Jenis cairan (air);
- b. Jenis busa;
- c. Jenis tepung kering;
d. Jenis gas (hydrocarbon berhalogen dan sebagainya);
(3)
Penggolongan kebakaran dan jenis pemadam api ringan tersebut ayat (1)
dan ayat (2) dapat diperluas sesuai dengan perkembangan tehnologi.
Pasal 3
Tabung alat pemadam api ringan harus diisi sesuai dengan jenis dan konstruksinya.
BAB II
PEMASANGAN
Pasal 4
(1)
Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan
pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil
serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan.
(2) Pemberian tanda pemasangan tersebut ayat (1) harus sesuai dengan lampiran I.
(3)
Tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut ayat (1) adalah 125 cm dari
dasar lantai tepat diatas satu atau kelompok alat pemadam api ringan
bersangkutan.
(4) Pemasangan
dan penempatan alat pemadam api ringan harus sesuai dengan jenis dan
penggolongan kebakaran seperti tersebut dalam lampiran 2.
(5)
Penempatan tersebut ayat (1) antara alat pemadam api yang satu dengan
lainnya atau kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter,
kecuali ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan
Kerja.
(6) Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna merah.
Pasal 5
Dilarang memasang dan menggunakan alat pemadam api ringan yang didapati sudah berlubang-lubang atau cacat karena karat.
Pasal 6
(1)
Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang (ditempatkan) menggantung
pada dinding dengan penguatan sengkang atau dengan konstruksi penguat
lainnya atau ditempatkan dalam lemari atau peti (box) yang tidak
dikunci.
(2) Lemari atau peti
(box) seperti tersebut ayat (1) dapat dikunci dengan syarat bagian
depannya harus diberi kaca aman (safety glass) dengan tebal maximum 2
mm.
Pasal 7
(1)
Sengkang atau konstruksi penguat lainnya seperti tersebut pasal 6 ayat
(1) tidak boleh dikunci atau digembok atau diikat mati
(2)
Ukuran panjang dan lebar bingkai kaca aman (safety glass) tersebut
pasal 6 ayat (2) harus disesuaikan dengan besarya alat pemadam api
ringan yang ada dalam lemari atau peti (box) sehingga mudah dikeluarkan.
Pasal 8
Pemasangan
alat pemadam api ringan harus sedemikian rupa sehingga bagian paling
atas (puncaknya) berada pada ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai
kecuali jenis CO2 dan tepung kering (dry chemical) dapat ditempatkan
lebih rendah dengan syarat, jarak antara dasar alat pemadam api ringan
tidak kurang 15 cm dan permukaan lantai.
Pasal 9
Alat
pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam ruangan atau tempat
dimana suhu melebihi 49°C atau turun sampai minus 44°C kecuali apabila
alat pemadam api ringan tersebut dibuat khusus untuk suhu diluar batas
tersebut diatas.
Pasal 10
Alat pemadam api ringan yang ditempatkan di alam terkuka harus dilindungi dengan tutup
pengaman.
BAB III
PEMEIHARAAN
Pasal 11
(1) Setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa 2 (dua) kali dalam setahun, yaitu:
- a. pemeriksaan dalam jangka 6 (enam) bulan;
- b. pemeriksaan dalam jangka 12 (dua belas) bulan;
(2) Cacat pada alat perlengkapan pemadam api ringan yang ditemui waktu pemeriksaan,
harus segera diperbaiki atau alat tersebut segera diganti dengan yang tidak cacat.
PerMen 04-1980 Ttg Syarat2 APAR
Page 4 of 10 PerMen No.04 Tahun 1980
Pasal 12
(1) Pemeriksaan jangka 6 (enam) bulan seperti tersebut pasal 11 ayat (1) meliputi hal-hal
sebagai berikut:
a. Berisi atau tidaknya tabung, berkurang atau tidaknya tekanan dalam tabung, rusak
atau tidaknya segi pengaman cartridge atau tabung bertekanan dan mekanik
penembus segel;
b. Bagian-bagian luar dari tabung tidak boleh cacat termasuk handel dan label harus
selalu dalam keadaan baik
c. Mulut pancar tidak boleh tersumbat dan pipa pancar yang terpasang tidak boleh
retak atau menunjukan tanda-tanda rusak.
d. Untuk alat pemadam api ringan cairan atau asam soda, diperiksa dengan cara
mencampur sedikit larutan sodium bicarbonat dan asam keras diluar tabung,
apabila reaksinya cukup kuat, maka alat pemadam api ringan tersebut dapat
dipasang kembali;
e. Untuk alat pemadam api ringan jenis busa diperiksa dengan cara mencampur
sedikit larutan sodium bicarbonat dan aluminium sulfat diluar tabung, apabila cukup
kuat, maka alat pemadam api ringan tersebut dapat dipasang kembali;
f. Untuk alat pemadam api ringan hydrocarbon berhalogen kecuali jenis tetrachlorida
diperiksa dengan cara menimbang, jika beratnya sesuai dengan aslinya dapat
dipasang kembali;
g. Untuk alat pemadam api jenis carbon tetrachlorida diperiksa dengan cara melihat isi
cairan didalam tabung dan jika memenuhi syarat dapat dipasang kembali.
h. Untuk alat pemadam api jenis carbon dioxida (CO2) harus diperiksa dengan cara
menimbang serta mencocokkan beratnya dengan berat yang tertera pada alat
pemadam api tersebut, apabila terdapat kekurangan berat sebesar 10% tabung
pemadam api itu harus diisi kembali sesuai dengan berat yang ditentukan.
(2) Cara-cara pemeriksaan tersebut ayat (1) diatas dapat dilakukan dengan cara lain
sesuai dengan perkembangan.
Pasal 13
(1)
Pemeriksaan jangka 12 (dua belas) bulan seperti tersebut pasal 11 ayat
(1) b untuk semua alat pemadam api yang menggunakan tabung gas, selain
dilakukan pemeriksaan sesuai pasal 12 dilakukan pemeriksaan lebih lanjut
menurut ketentuan
ayat (2),(3),(4)dan (5) pasal ini.
(2) Untuk alat pemadam api jenis cairan dan busa dilakukan pemeriksaan dengan
membuka tutup kepala secara hati-hati dan dijaga supaya tabung dalam posisi berdiri
tegak, kemudian diteliti sebagai berikut:
a. isi alat pemadam api harus sampai batas permukaan yang telah ditentukan;
b. pipa pelepas isi yang berada dalam tabung dan saringan tidak boleh tersumbat atau
buntu;
c. ulir tutup kepala tidak boleh cacat atau rusak, dan saluran penyemprotan tidak
boleh tersumbat.
d. peralatan yang bergerak tidak boleh rusak, dapat bergerak dengan bcbas,
mempunyai rusuk atau sisi yang tajam dan bak gesket atau paking harus masih
dalam keadaan baik;
e. gelang tutup kepala harus masih dalam keadaan baik;
f. bagian dalam dan alat pemadam api tidak boleh berlubang atau cacat karena karat;
g. untuk jenis cairan busa yang dicampur sebelum dimasukkan larutannya harus
dalam keadaan baik;
h. untuk jenis cairan busa dalam tabung yang dilak, tabung harus masih dilak dengan
baik;
i. lapisan pelindung dan tabung gas bertekanan, harus dalam keadaan baik;
j. tabung gas bertekanan harus terisi penuh sesuai dengan kapasitasnya.
(3) Untuk alat pemadam api jenis hydrocarbon berhalogen dilakukan pemeriksaan dengan
membuka tutup kepala secara hati-hati dan dijaga supaya tabung dalam posisi berdiri
tegak, kemudian diteliti menurut ketentuan sebagai berikut;
a. isi tabung harus diisi dengan berat yang telah ditentukan;
b. pipa pelepas isi yang berada dalam tabung dan saringan tidak boleh tersumbat atau
buntu;
c. ulir tutup kepala tidak boleh rusak dan saluran keluar tidak boleh tersumbat;
d. peralatan yang bergerak tidak boleh rusak, harus dapat bergerak dengan bebas,
mempunyai rusuk atau sisi yang tajam dan luas penekan harus da!am keadaan
baik;
e. gelang tutup kepala harus dalam keadaan baik;
f. lapiran pelindung dari tabung gas harus dalam keadaan baik;
g. tabung gas bertekanan harus terisi penuh sesuai dengan kapasitasnya.
PerMen 04-1980 Ttg Syarat2 APAR
Page 6 of 10 PerMen No.04 Tahun 1980
(4) Untuk alat pemadam api ringan jenis tepung kering (dry chemical) dilakukan
pemeriksaan dengan membuka tutup kepala secara hati-hati dan dijaga supaya tabung
dalam posisi berdiri tegak dan kemudian diteliti menurut ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:
a. isi tabung harus sesuai dengan berat yang telah ditentukan dan tepung keringnya
dalam keadaan tercurah bebas tidak berbutir;
b. ulir tutup kepala tidak boleh rusak dan saluran keluar tidak boleh buntu atau
tersumbat;
c. peralatan yang bergerak tidak boleh rusak, dapat bergerak dengan bebas,
mempunyai rusuk dan sisi yang tajam;
d. gelang tutup kepala harus dalam keadaan baik;
e. bagian dalam dan tabung tidak boleh berlubang-lubang atau cacat karena karat;
f. lapisan pelindung dari tabung gas bertekanan harus dalam keadaan baik;
g. tabung gas bertekanan harus terisi penuh, sesuai dengan kapasitasnya yang
diperiksa dengan cara menimbang.
(5) Untuk alat pemadam api ringan jenis pompa tangan CTC (Carbon Tetrachiorida) harus
diadakan pemeriksaan lebih lanjut sebagai benikut:
a. peralatan pompa harus diteliti untuk memastikan bahwa pompa tersebut dapat
bekerja dengan baik;
b. tuas pompa hendaklah dikembalikan lagi pada kedudukan terkunci sebagai semula;
c. setelah pemeriksaan selesai, bila dianggap perlu segel diperbaharui.
Pasal 14
Petunjuk cara-cara pemakaian alat pemadam api ringan harus dapat dibaca dengan jelas.
Pasal 15
(1) Untuk setiap alat pemadam api ringan dilakukan percobaan secara berkala dengan
jangka waktu tidak melebihi 5 (lima) tahun sekali dan harus kuat menahan tekanan
coba menurut ketentuan ayat (2),(3), dan ayat (4), pasal ini selama 30 (tiga puluh)
detik.
(2) Untuk alat pemadam api jenis busa dan cairan harus tahan terhadap tekanan coba
sebesar 20 kg per cm2.
(3) Tabung gas pada alat pemadam api ringan dan tabung bertekanan tetap (stored
pressure) harus tahan terhadap tekanan coba sebesar satu setengah kali tekanan
kerjanya atau sebesar 20 kg per cm2 dengan pengertian. kedua angka tersebut dipilih
yang terbesar untuk dipakai sebagai tekanan coba.
PerMen 04-1980 Ttg Syarat2 APAR
Page 7 of 10 PerMen No.04 Tahun 1980
(4) Untuk alat pemadam api ringan jenis Carbon Dioxida (CO2) harus dilakukan percobaan
tekan dengan syarat:
a. percobaan tekan pertama satu setengah kali tekanan kerja;
b. percobaan tekan ulang satu setengah kali tekanan kerja;
c. jarak tidak boleh dari 10 tahun dan untuk percobaan kedua tidak lebih dari 10 tahun
dan untuk percobaan tekan selanjutnya tidak boleh lebih dari 5 tahun.
(5) Apabila alat pemadam api jenis carbon dioxida (CO2) setelah diisi dan oleh sesuatu hal
dikosongkan atau dalam keadaan dikosongkan selama lebih dan 2 (dua) tahun
terhitung dan setelah dilakukan percobaan tersebut pada ayat (4), terhadap alat
pemadam api tersebut harus dilakukan percobaan tekan ulang sebelum diisi kembali
dan jangka waktu percobaan tekan berikutnya tidak boleh lebih dari 5 (lima) tahun.
(6) Untuk tabung-tahung gas (gas containers) tekanan cobanya harus memenuhi
ketentuan seperti tersebut ayat (4) pasal ini.
(7) Jika karena sesuatu hal tidak mungkin dilakukan percobaan tekan terhadap tabung alat
pemadam api dimaksud pasal 15 ayat (6) di-atas, maka tabung tersebut tidak boleh
digunakan sudah 10 (sepuluh) tahun terhitung tanggal pembuatannya dan selanjutnya
dikosongkan.
(8) Tabung-tabung gas (gas containers) dan jenis tabung yang dibuang setelah digunakan
atau tabungnya telah terisi gas selama 10 (sepuluh) tahun tidak diperkenankan dipakai
lebih lanjut dan isinya supaya dikosongkan.
(9) Tabung gas (tahung gas containers) yang telah dinyatakan tidak memenuhi syarat
untuk dipakai lebih lanjut harus dimusnahkan.
Pasal 16
Apabila
dalam pemeriksaan alat pemadam api jenis carbon dioxida (CO2) sesuai
dengan ketentuan dalam pasal 12 terdapat cacat karena karat atau
beratnya berkurang 10% dari berat seharusnya, terhadap alat pemadam api
tersebut harus dilakukan percobaan tekan dan jangka waktu percobaan
tekan berikutnya tidak boleh lebih dari 5 (lima tahun).
Pasal 17
Setelah
dilakukan percobaan tekan terhadap setiap alat pemadam api ringan,
tanggal percobaan tekan tersebut dicatat dengan cap diselembar pelat
logam pada badan tabung.
Pasal 18
(1) Setiap tabung alat pemadam api ringan harus diisi kembali dengan cara:
- a. untuk asam soda, busa, bahan kimia, harus diisi setahun sekali;
- b. untuk jenis cairan busa yang dicampur lebih dahulu harus diisi 2 (dua) tahun sekali;c. untuk jenis tabung gas hydrocarbon berhalogen, tabung harus diisi 3 (tiga tahun sekali, sedangkan jenis Iainnya diisi selambat-lambatnya 5 (lima) tahun
(2) Waktu pengisian tersebut ayat (1) disesuaikan dengan lampiran 3.
(3) Bagian dalam dari tabung alat pemadam api ringan hydrocarbon berhalogen atau
tepung kering (dry chemical) harus benar-benar kering sebelum diisi kembali
Pasal 19
Alat pemadam api ringan jenis cairan dan busa diisi kembali dengan cara:
(1) Bagian dalam dari tabung alat pemadam api jenis cairan dan busa (Chemical. Harus
dicuci dengan air bersih)
(2) Saringan, bagian dalam tabung, pipa pelepas isi dalam tabung dan alat-alat expansi
tidak boleh buntu atau tersumbat.
(3) Pengisian ulang tidak boleh melewati tanda batas yang tertera.
(4) Setiap melakukan penglarutan yang diperlukan, harus dilakukan dalam bejana yang
tersendiri.
(5) Larutan sodium bicarbonat atau larutan lainnya yang memerlukan penyaringan
pelaksanaannya dilakukan secara menuangkan kedalam tabung melalui saringan.
(6) Timbel penahan alat lainnya untuk menahan asam atau larutan garam asam
ditempatkan kembali ke dalam tabung.
(7) Timbel penahan yang agak longgar harus diberi lapisan tipis/petroleum jelly sebelum
dimasukan.
(8) Tabung gas sistim dikempa harus diisi dengan gas atau udara sampai pada batas
tekanan kerja, kemudian ditimbang sesuai dengan berat isinya termasuk lapisan zat
pelindung.
Pasal 20
Alat pemadam api ringan jenis hydrocarbon berhalogen harus diisi kernbali dengan cara:
(1) Untuk tabung gas bertekanan, harus diisi dengan gas atau udara kering sampai batas
tekanan kerjanya.
(2) Tabung gas bertekanan dimaksud ayat (1) harus ditimbang dan lapisan cat pelidung
dalam keadaan baik.
(3) Jika digunakan katup atau pen pengaman, katup atau pen pengaman tersebut harus
sudah terpasang sebelum tabung dikembalikan pada kedudukannya.
PerMen 04-1980 Ttg Syarat2 APAR
Page 9 of 10 PerMen No.04 Tahun 1980
Pasal 21
(1) Alat pemadam api ringan jenis tepung kering (dry chemical) harus diisi dengan cara:
a. Dinding tabung dan mulut pancar (nozzle) dibersihkan dan tepung kening (dry
chemical) yang melekat;
b. Ditiup dengan udara kering dan kompressor;
c. Bagian sebelah dalam dari tabung harus diusahakan selalu dalam keadaan kering;
(2) Untuk tabung gas bertekanan harus ditimbang dan lapisan cat perlindungan harus
dalam keadaan baik.
(3) Katup atau pen pengaman harus sudah terpasang sebelum tabung dikembalikan pada
kedudukannya.
Pasal 22
(1) Semua alat pemadam api ringan sebelum diisi kembali sebagaimana dimaksud pasal
18, 19, 20 dan pasal 21, harus dilakukan pemeriksaan sesuai ketentuan pasal 12 dan
pasal 13 dan kemungkinan harus dilakukan tindakan sebagai berikut:
a. Isinya dikosongkan secara normal;
b. Setelah seluruh isi tabung dialihkan keluar, katup kepala dibuka dan tabung serta
alat-alat diperiksa.
(2) Apabila dalam pemeriksaan alat-alat tersebut ayat (1) terdapat adanya cacat yang
rnenyebabkan kurang amannya alat pemadam api dimaksud, maka segera harus
diadakan penelitian.
(3) Bagian dalam dan luar tabung, harus diteliti untuk memastikan bahwa tidak terdapat
tubang-lubang atau cacat karena karat.
(4) Setelah cacat-cacat sebagaimana tersebut ayat (3) yang mungkin mengakibatkan
kelemahan konstruksi diperbaiki, alat pemadam api harus diuji kembali dengan tekanan
sebagaimana yang disyaratkan dalam pasal 15.
(5) Ulir tutup kepala harus diberi gemuk tipis, gelang tutup ditempatkan kembali dan tutup
kepala dipasang dengan mengunci sampai kuat.
(6) Apabila gelang tutup seperti tersebut ayat (5) terbuat dari karet, harus dijaga gelang
tidak terkena gemuk.
(7) Tanggal, bulan dan tahun pengisian, harus dicatat pada badan alat pemadam api
ringan tersebut.
(8) Alat pemadam api ringan ditempatkan kembali pada posisi yang tepat.
(9) Penelitian sebagaimana tersebut ayat (2) dan ayat (3) berlaku juga terhadap jenis yang
kedap tumpah dan botol yang dipecah.
PerMen 04-1980 Ttg Syarat2 APAR
Page 10 of 10 PerMen No.04 Tahun 1980
Pasal 23
Pengisian kembali alat pemadam api jenis carbon dioxida (CO2) dilakukan sesuai dengan
ketentuan pasal 22 tersebut diatas.
Pasal 24
Pengurus harus bertanggung jawab terhadap ditaatinya peraturan ini.
BAB IV
KETENTUAN PIDANA
Pasal 25
Pengurus yang tidak mentaati ketentuan tersebut pasal 24 diancam dengan hukuman
kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 100.000,-
(Seratus ribu rupiah) sesuai dengan pasal 15 ayat (2) dan (3) Undang-undang No. 1 Tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja.
BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 26
Alat pemadam api ringan yang sudah dipakai atau digunakan sebelum Peraturan Menteri ini
ditetapkan, pengurus diwajibkan memenuhi ketentuan peraturan ini dalam waktu satu tahun
sejak berlakunya Peraturan ini.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 27
peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 14 April 1980
MENTERI
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
ttd.
HARUN ZAIN