Mereka pun Harus Berjuang di
Tengah Lautan Demi Mencari Nafkah
Bekerja adalah tuntutan hidup,
dengan bekerjalah kita akan mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari
hari. Bidang pekerjaan yang kita lakukan pun beragam jenisnya. Idealnya bekerja
itu adalah didarat (on-shore), sehingga setelah kita melaksanakan pekerjaan itu
akan kembali ke kehidupan normal di keluarga masing-masing.
Namun buat sebagian kecil orang
terutama yang bekerja pada bidang oil dan gas baik itu pada saat kontruksi,
installasi, pemeliharaan, inspeksi, ataupun produksi dikarenakan tuntutan
pekerjaannya terpaksa harus bekerja dan tinggal di living quarter platform yang
berada ditengah laut. Dalam tulisan ini saya menyebut para pekerja itu dengan
pekerja offshore.
Tidak semua orang menyukai pekerjaan
di offshore, terlebih buat mereka yang tidak biasa meninggalkan keluarganya
berbulan bulan. Bukan hanya dari sisi kehidupan yang terpencil dari kehidupan
normal pada umumnya, tapi juga dibutuhkan mental yang luar biasa. Ibaratnya
kalau mereka sudah menginjakan kakinya di platform, yang ada dipikirannya
adalah bekerja dan bekerja. Berusaha mengumpulkan uang sebanyak mungkin demi
keluarganya dirumah.
Tidak mudah untuk seseorang bisa
bekerja di offshore, terlebih bila harus stay di living quarter platform, bukan
saja karena terbatasnya akomodasi yang ada disana, tetapi kompetensi dari skill
mereka juga menjadi dasar yang utama.ada beberapa persyaratan yang wajib di
penuhi sebelum mereka berangkat ke offshore.
Hal ini terkait dengan factor keselamatan dalam perjalanan menuju ke lokasi tersebut, perjalanan menuju offshore biasanya menggunakan helicopter,atau crew boat. Semua itu tergantung dari jauh dan tidaknya lokasi yang hendak ditempuh. Namun biasanya perusahaan minyak yg besar selalu menggunakan helicopter sebagai sarana menuju lokasi kerjanya. Syarat mutlak yg harus dipunyai oleh para pekerja offshore sebelum menuju lokasi adalah harus mempunyai sertifikat kursus H.U.E.T ( Helicopter underwater escape training ) dan Sea Survival. Hal ini dimaksudkan apabila terjadi kecelakaan selama dalam perjalanan para pekerja offshore itu sudah tau bagaimana cara menyelamatkan diri masing masing. Kursus ini terbilang cukup mahal akan tetapi perusahan akan membiayai semua keperluan tersebut.
Hal ini terkait dengan factor keselamatan dalam perjalanan menuju ke lokasi tersebut, perjalanan menuju offshore biasanya menggunakan helicopter,atau crew boat. Semua itu tergantung dari jauh dan tidaknya lokasi yang hendak ditempuh. Namun biasanya perusahaan minyak yg besar selalu menggunakan helicopter sebagai sarana menuju lokasi kerjanya. Syarat mutlak yg harus dipunyai oleh para pekerja offshore sebelum menuju lokasi adalah harus mempunyai sertifikat kursus H.U.E.T ( Helicopter underwater escape training ) dan Sea Survival. Hal ini dimaksudkan apabila terjadi kecelakaan selama dalam perjalanan para pekerja offshore itu sudah tau bagaimana cara menyelamatkan diri masing masing. Kursus ini terbilang cukup mahal akan tetapi perusahan akan membiayai semua keperluan tersebut.
Living Quarter Platform adalah
platform yang hanya diperuntukan untuk akomodasi para pekerja offshore, semua
pekerja offshore dari level tertinggi sampai terendah berada di disini, kamar
kamarnya pun sangat terbatas, biasanya 1 kamar terdiri dari 2 tempat tidur dan
1 kamar mandi. Kamar dengan kondisi ini biasanya untuk level staff keatas, tapi
untuk para pekerja lapangan mereka menempati kamar yang terdiri dari 2 tempat
tidur susun dan 1 kamar mandi, semua kamar selalu dilengkapi TV dengan antena
parabolanya sehingga dapat menyaksikan siaran dari berbagai acara diseluruh
dunia, juga dilengkapi dengan fasilitas wifi, serta fasilitas lain seperti
handuk dan sabun pun juga tersedia.
Living quarter ini juga dilengkapi
dengan fasilitas olah raga seperti fitness centre, bilyar, dan karaoke room.
Restaurant yang selalu buka 24 jam dengan menu yang 4 sehat 5 sempurna. Dengan
sajian menu yang berubah setiap harinya. Juga klinik yang selalu standby dengan
dokter jaganya. serta mushola dan perpustakaan pun ada disana. Bisa dikatakan
semua kebutuhan dasar para pekerja itu ada diplatform ini.
Jarak dari living quarter platform ini dengan platform lainnya seperti process platform atau wellhead platform hanya berbatasan dengan bridge, sehingga untuk mencapai lokasi kerja hanya dibutuhkan waktu beberapa menit saja,dan semua platform yang ada dilokasi itu terhubung dengan jembatan.
Hal yang harus diperhatikan ketika
mereka sampai ditempat ini adalah harus melapor ke Radio room, ditempat ini
biasanya para pekerja offshore itu akan mendapatkan penjelasan tentang tata
cara dan aturan selama tinggal di platform tersebut, penjelasan itu biasanya
mengenai safety dan muster point apabila terjadi bahaya kebakaran dan gas
beracun H2S. juga tanda tanda alarm. Setelah mendapatkan penjelasan itu lalu
mereka akan diberikan kamar sesuai dengan ketersediaan kamar yang kosong saat
itu,
Jam kerja di offshore biasanya 12
jam, pada umumnya dari jam 6 pagi hingga 6 petang, dan selalu ada 2 shift yaitu
shift pagi dan shift malam. Didalam 12 jam waktu kerja itu ada waktu coffe
break jam 9 pagi selama 15 menit, kemudian lunch break jam 12 siang sampai jam
1 siang,biasanya setelah makan mereka menyempatkan untuk tidur, lalu coffe
break kembali jam 3 sore selama 15 menit. Ini berlaku untuk yang shift pagi,
begitu pun untuk shift malam sama juga, hanya waktunya saja yang berbeda.
Begitulah rutinitas mereka setiap harinya, tidak ada waktu libur selama di
offshore, oleh karenanya mereka harus benar benar menjaga kondisi selama
bekerja disana, dengan waktu kerja yg 12 jam itu membuat kondisi mereka sudah
sangat lelah, sehingga setelah selesai bekerja dan mandi, mereka segera menuju
restaurant untuk makan malam kemudian sejenak santai sambil merokok ( bagi
perokok), lalu kembali ke kamar masing masing dan tidur. Kemudian bangun
keesokan harinya dan kembali memulai aktivitas yang sama.
Pada umumnya schedule para pekerja
itu adalah 4 : 4. Maksudnya adalah 4 minggu on dan 4 minggu off. Schedule ini
berlaku untuk level superintendent keatas, untuk staff biasa 8 : 4, dan untuk
level pekerja lapangan 12 : 4. Tetapi masing masing perusahaan biasanya berbeda
dalam mengatur schedule para pekerjanya, semua ini tergantung dari policy
perusahaan itu, dan pada saat off semua pekerja itu kembali ke keluarganya
masing masing.
Aturan yang diterapkan di offshore
sangatlah ketat, semua harus mentaati aturan yg berlaku, baik itu selama
bekerja, dan juga setelah selesai bekerja, masalah safety menjadi yang utama,
karena kecerobohan sedikit saja akan membawa dampak yg luar biasa. Oleh
karenanya peranan supervisor dalam mengawasi anak buahnya merupakan hal yang
wajib dilaksanakan. Bahkan bisa saja pekerja itu langsung di pulangkan bila
memang dianggap perbuatannya dapat membahayakan orang lain, perbuatan itu
mencakup skill dan tingkah laku. Kedisplinan juga merupakan prioritas yang
utama.
Dari sisi penghasilan, gaji untuk
para pekerja offshore bisa dikatakan besar. Umumnya mereka dibayar dengan US
Dollar, dan dijamin dengan asuransi yg cukup apabila terjadi hal hal yang tidak
di inginkan. Oleh karenanya tidak heran banyak pekerja offshore yang sudah
puluhan tahun bekerja dilingkungan itu, semua itu dilakukan hanya demi
keluarganya dan mencari penghidupan yang lebih baik walaupun harus berlama lama
ditengah lautan dan resiko lain yang selalu mengancam.
Demikian mudah mudahan bermanfaat.